Hai Kanisian sekilat info dari mimin ya,
Perlu kanisian ketahui bahwa perpustakaan Kolese Kanisius sejak tahun 2020 memulai perpustakaan digital untuk melayani kanisian yang terpaksa belajar di rumah karena pandemi. Pelayanan yang semula dipersiapkan untuk pemustaka secara tatap muka (datang langsung ke perpustakaan) sejak adanya PJJ membuat kami harus menerapkan perpustakaan digital. Awalnya perpustakaan digital baru tahap persiapan, saat digunakan hanya untuk mendata pemustaka secara digital lalu berkembang menjadi pengadadaan buku digital dan pendataan pemustaka yang datang secara digital.
Bisa dikatakan sisi positif dari pandemi adalah memaksa perpustakaan untuk mempercepat rencana pengadaan perpustakaan digital yang lebih profesional secara pelayanan maupun jaringan kerjasama.
Pertemuan dilakukan dua kali secara daring, saat pertemuan kedua itulah Kolese Kanisius terpilih sebagai koordinator untuk grup kecil IT.
Siapa saja yang terlibat ?
Sejauh ini yang terlibat sekolah Kolese Kanisius, Kolese Gonzaga, Kolese Loyola, PIKA, Yayasan Strada dibawah ASJI, Johanes de Britto (JB), Seminari Mertoyudan.
Sebagai permulaan sekolah-sekolah Kolese tahun 2022 sudah memulai pertemuan antar pustakawan secara daring, membicarakan mengenai kegiatan dan upaya yang harus dilakukan pegiat perpustakaan untuk membuat perpustakaan sekolah menjadi ‘meriah’.
Apa hasil pertemuannya ?
Pertemuan secara daring ini dilakukan dua kali, minggu pertama bertukar informasi mengenai vendor-vendor perpustakaan digital yang yang pernah digunakan oleh sekolah-sekolah Kolese maupun sekolah Strada. Informasi yang dibagikan mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing vendor, dan diungkapkan akan lebih baik jika ada media tersendiri sebagai tempat interaksi pustakawan maupun pemustaka.
Pertemuan kedua dilakukan pula secara daring, setiap perwakilan sekolah mempresentasikan perpustakaan digital yang mereka miliki.
Apa yang diinginkan ?
Setiap pertemuan pasti ada keinginan yang disebut sebagai tujuan, keinginan inilah yang harus tercapai untuk membuktikan bahwa pertemuan yang dilakukan bukanlah hal yang sia-sia. ASJI menginginkan satu perpustakaan digital khusus yang memiliki jaringan antar sekolah-sekolah katolik di bawah ASJI dimana semua informasi perpustakaan ada di dalam jaringan tersebut, keinginan ini disambut semangat oleh pustakawan sekolah Kolese dan sekolah Strada.
Apa sih kendalanya?
Kendala utama saat ini ada tenaga IT khusus untuk perpustakaan karena untuk membuat aplikasi maupun web tidak semudah membalikkan telapak tangan, terutama jika perpustakaan digital kita memuat buku-buku digital yang legal. Salah satu syarat percetakan mau bekerja sama jika kita juga berbentuk percetakan. Realitanya penerbit-penerbit resmi negara juga menawarkan aplikasi dimana kita harus berlangganan.
Sehingga pertemuan semacam ini diharapkan dapat membantu mencari jalan keluar dari setiap permasalahan.
Lalu bagaimana pemecahannya ?
Ini termasuk proyek jangka panjang untuk pemecahan sementara yang diharapkan dapat menemukan jangka panjang, dibagi divisi yang akan menangani khusus setiap aspek pendiri perpustakaan. Salah satunya IT dan Sumber Daya Manusia.
Semoga saja proyek ini berjalan dengan lancar, setiap permasalahan dapat dipecahkan bersama dan perpustakaan digital bisa dikelola dan digunakan bersama.
terima kasih
-AMDG-